Seorang gadis manis berumur 17 tahun, tengah duduk di halaman beranda kamarnya. Ia menikmati semilir angin malam yang menghembus ke arah tubuhnya. Gadis itu tersenyum dengan tatapan yang teduh.
“Tidurlah! Ini sudah malam,
Ivy.”
Diaz, Kakak laki-laki dari
gadis manis yang bernama Ivy itu membuat Ivy kini mengarahkan pandangannya ke
arah Kakaknya itu dan tersenyum.
“Kakak sendiri mengapa tidak
tidur? Aku masih ingin menikmati dinginnya malam, Kak.”
“Kakak masih belum mengantuk,
angin malam tidak baik untuk kesehatanmu Ivy...”
Kini tatapan Diaz menjadi lirih dan memeluk Ivy. Tanpa sadar cairan segar
berwarna merah kaluar dari hidung Ivy. Ya, Ivy kembali mimisan. Ivy adalah
gadis yang ceria, ramah, baik, dan selalu bergaul dengan siapa saja, maka dari
itu banyak yang suka menjadi temannya. Namun, hal yang sangat tidak di inginkan
datang menyerang tubuh Ivy. Ivy terserang penyakit Leukemia atau biasa di sebut
dengan Kanker Darah.
Ivy
sudah mengalami penyakit ini selama 2 tahun, dan Diaz baru mengetahuinya
beberapa bulan ini. Dan penyakit Ivy sudah menjalar, bahkan dari salah satu
organ Ivy terjadi pembengkakan di bagian hatinya. Ivy tak pernah menceritakan
semua ini pada Diaz.
Saat
Diaz mengetahui penyakit Ivy pun, keadaan Ivy benar-benar serius dan kata
Dokter, waktu Ivy untuk hidup pun hanya sedikit. Terbilang sangat memungkinkan.
Diaz tak percaya, ia masih percaya akan adanya mukjizat yang nantinya akan
Tuhan berikan pada Ivy. Karena, Diaz tau Tuhan sayang pada Ivy.
Diaz
menyuruh Ivy untuk ikut pengobatan penanganan penyakit Leukemia ini. Tapi, Ivy
menolak.
“Semua itu akan menyakitkan,
Kak... Ivy tidak mau ikut pengobatan itu, biarlah waktu berjalan sesuai apa
yang Tuhan jalankan.. Jika Ivy benar kembali padanya, Kakak harus ikhlas
menerima semua itu...”ucap Ivy dengan penuh arti dari senyum yang ia
sunggingkan saat ini.
“Apa kau putus asa untuk
menjalaninya, Ivy?”
“Aku tidak putus asa, Kak...
aku hanya ingin menjalani hari seperti biasa, tanpa harus menjalankan semacam
terapi, atau pengobatan... aku merasa semua itu, malah semakin membuat tubuhku
sakit dan aku tidak bisa menahan semua rasa sakit itu Kak...”
Diaz mulai terenyuh, dan kini mulai membantu Ivy untuk berjalan melangkah
ke arah ranjang Ivy.
“Tidur yang nyenyak dan juga
semoga mimpimu indah malam ini, Ivy!”
“Iya, Kak... kau juga, semoga
mimpimu indah...”Ivy mulai memejamkan matanya dan Diaz pun kembali menuju ke kamarnya.
Keesokan harinya, Diaz yang
sudah terbangun dari tidurnya dan mulai menuju ke kamar Ivy untuk
membangunkannya. Diaz mulai masuk ke kamar Ivy dan mulai membangunkan Ivy.
“Ivy, cepat bangun.. dan
segera sarapan... apa kau tidak lapar?”
Diaz terus membangunkan Ivy. Namun, Ivy tetap tak merespon, bahkan tak bergerak sedikit pun. Diaz merasa aneh dan mulai duduk di ranjang dan memandang ke arah Ivy. Diaz mulai mennggenggam pergelangan tangan Ivy.
Mata Diaz mulai berkaca-kaca,
tangan Diaz mulai mengarah ke arah hidung Ivy. Tak ada hembusan nafas dari arah
hidung Ivy, detak jantung Ivy pun kini tak berdetak dan terbilang berhenti.
Saat itulah, Ivy meninggalkan
dunia ini. Kini Diaz pun tak mempunyai siapa-siapa lagi.
Saat Diaz kembali dari
pemakaman Ivy. Diaz berjalan lunglai menuju ke arah kamar Ivy. Diaz mulai masuk
dan duduk di ranjang Ivy. Diaz memperhatikan setiap sudut kamar Ivy. Tanpa
sengaja, Diaz menemukan sepucuk surat berada di atas meja rias Ivy. Diaz pun
mengambilnya dan mulai untuk membacanya.
Untuk: Diaz
Diaz, Kakakku. Mungkin saat kau
membaca surat ini, aku sudah bersama Tuhan. Aku hanya ingin memberimu nasihat.
Jaga dirimu sebaik mungkin, jalani harimu dengan hari baru. Kau boleh
mengingatku. Namun, kau jangan menyiksa batinmu untuk selalu menangisi dan
meratapiku. Aku akan bahagia berada di sisi Tuhan, kau harus bisa meneruskan
hidupmu dan menggapai impian yang kau impikan. Aku akan terus melihatmu dari
atas, dan berdoa yang terbaik untukmu. Jaga dirimu Kak, Aku adikmu yang selalu
menyayangimu.
Dari: Ivy
Ket
: Cerpen ini adalah hasil karya Dewi Donghaelfsone sendiri, awalnya
saya membuat ini karena ada tugas Bahasa Indonesia dan saya pun membuat
Cerpen ini. entah kenapa, saat Cerpen ini saya kumpulkan ke guru saya.
sampai sekarang Tugasnya tidak di kembalikan lagi pada saya. padahal
semua milik teman saya sudah masing2 di kembalikan.
Tinggalkan Coment Kalian :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar